Rusia Paksa Pengungsi Ukraina Perketat Pertahanan di Krimea, Mengancam Akan Dihukum Jika Menolak |
![]() |
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #rusia #krimea #pengungsi #rusiavsukrainaterbaru
TRIBUN-VIDEO.COM - Orotitas Rusia di Krimea memaksa pengungsi Ukraina untuk memperkuat pertahanan di semenanjung Laut Hitam menjelang serangan balasan musim semi Kyiv. Menurut Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, Rusia sengaja merekrut pengungsi untuk ikut berperang. Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya seperti dikutip dari Newsweek pada Jumat (14/4/2023) Maliar mengatakan pihak berwenang Rusia menyebarkan "informasi palsu" tentang dugaan konsekuensi negatif jika wilayah yang diduduki saat ini kembali ke kendali Ukraina setelah serangan balasan yang diharapkan Kyiv. Menteri pertahanan mengatakan pihak berwenang Rusia mendorong mereka yang tinggal di wilayah Ukraina yang diduduki Zaporizhzhia dan Kherson untuk "mengevakuasi" dan "menghindari tindakan hukuman" oleh Ukraina. The Washington Post baru-baru ini menerbitkan citra satelit dari Maxar. Gambar satelit itu menunjukkan pasukan Rusia membangun jaringan benteng pertahanan yang luas di semenanjung Laut Hitam dan di sepanjang pendekatannya dari Ukraina selatan yang diduduki. Al Jazeera telah menerbitkan gambar satelit yang menunjukkan penguatan pertahanan di sekitar pangkalan angkatan laut Sevastopol Rusia. Pantai-pantai di Krimea juga dilaporkan ditutup untuk perenang di seluruh semenanjung Laut Hitam karena pasukan Rusia menggali parit dan menyiapkan posisi pertahanan baru di daerah tersebut. Diketahui, pasukan Rusia telah membentengi Krimea di tengah kekhawatiran kemajuan Ukraina. Krimea dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dari Ukraina pada tahun 2014, sebuah langkah yang belum diakui secara internasional. Tingkat ancaman teror kuning telah terjadi di beberapa bagian semenanjung sejak 11 April 2022, beberapa minggu setelah invasi besar-besaran Putin ke Ukraina dimulai. Semenanjung Krimea di Laut Hitam adalah tujuan perang utama bagi Ukraina. Musim panas lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah untuk merebut kembali Krimea, dengan mengatakan bahwa militer Kyiv telah "menjaga tujuan" merebut kembali wilayah itu sejak dianeksasi. Sergey Aksyonov, politisi Rusia yang bertindak sebagai kepala Krimea sejak 2014, mengatakan semenanjung itu "siap" untuk serangan balasan dari Ukraina. Ledakan dilaporkan terjadi di Krimea pada Kamis pagi, salah satunya menghantam area yang menampung sejumlah besar peralatan militer Rusia. Crimean Wind, saluran berita Ukraina di Telegram, menerbitkan gambar yang menunjukkan kepulan asap membumbung ke udara di desa Krinichki, di distrik Kirovsky Krimea. Mengutip penduduk yang mengatakan bahwa ada sejumlah besar peralatan militer Rusia di daerah tempat terjadinya ledakan.(*) Host: Saradita VP: Yogi Putra Artikel ini telah tayang di Newsweek dengan judul Russia Forcing 'Evacuees' Fleeing Ukraine to Bolster Crimea Defense https://www.newsweek.com/russia-evacuees-crimea-defense-ukraine-counteroffensive-explosions-1794282 |