♫musicjinni

Lengsernya Soeharto Sang Jenderal Besar di Tangan Mahasiswa, Jadi Kiamat Bagi Orde Baru

video thumbnail
TRIBUN-VIDEO.COM - Hari Reformasi Nasional diperingati setiap tanggal 21 Mei.

Sejarah Hari Reformasi Nasional tak lepas dari demonstrasi besar untuk menuntut mundurnya Soeharto dari jabatan Presiden Indonesia setelah berkuasa selama 32 tahun.

Kedudukan Seoharto sebagai Presiden kemudian digantikan oleh Wakil Presiden B.J. Habibie.

Mundurnya Soeharto diawali dengan protes dari rakyat yang berkembang sejak krisis moneter pada tahun 1997.

Krisis moneter itu menjadi krisis ekonomi yang menimbulkan gejolak di masyarakat, hingga terjadi protes di berbagai daerah.

Gelombang unjuk rasa muncul dan menuntut pemerintah agar segera mengambil tindakan untuk menurunkan harga kebutuhan pokok, dikutip dari Museum Polri.

Tragedi Trisakti

Pada Maret 1998, aksi demonstrasi massa semakin meluas.

Puncak dari reaksi masyarakat adalah tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998.

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan oleh aparat terhadap mahasiswa saat berdemo untuk menuntut Soeharto turun dari jabatannya.

Empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal dunia karena tembakan dan beberapa mahasiswa terluka.

Mereka yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 – 1998), Hafidin Royan (1976 – 1998), dan Hendriawan Sie (1975 – 1998), dikutip dari Humas Universitas Trisakti.

Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Hal ini menimbulkan reaksi keras dari kalangan masyarakat serta memicu kerusuhan massa pada tanggal 13 Mei 1998, satu hari setelah insiden Trisakti.

Mundurnya Soeharto dari Jabatan Presiden

Kematian para mahasiswa Trisakti ini memicu protes dalam skala besar yang dimotori oleh mahasiswa.

Pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki Gedung MPR/DPR dan mendesak Ketua MPR/DPR Harmoko menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya, dikutip dari Kemdikbud.

Setelah mendapat protes keras, maka pada Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00, Presiden Soeharto mengenakan safari warna hitam dan berpeci.

Soeharto menyatakan berhenti dari Jabatan Presiden dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ. Habibie.

Dengan bergulirnya era reformasi di Indonesia, memunculkan tuntutan masyarakat agar Polri memisahkan diri dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Masyarakat berharap Polri menjadi lembaga yang profesional dan mandiri, jauh dari intervensi dalam rangka penegakan hukum.

Hal tersebut didasari akan perbedaan dalam pelaksanaan tugas, dimana polisi seharusnya bertugas mengamankan masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan keamanan.

Sedangkan tugas militer adalah mengamankan negara dari ancaman musuh atau dapat dikatakan sebagai alat untuk bertempur.

(Tribunnews.com)



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei 1998, Mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI, https://www.tribunnews.com/nasional/2023/05/21/sejarah-hari-reformasi-nasional-21-mei-1998-mundurnya-soeharto-sebagai-presiden-ri?page=all.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati

Lengsernya Soeharto Sang Jenderal Besar di Tangan Mahasiswa, Jadi Kiamat Bagi Orde Baru

Disclaimer DMCA